December 14, 2009

Tertinggal

Tidak tahu di mana salahnya. Tidak dapat dikenalpasti manakah lobang-lobang yang muncul dalam pikiranku ini. Yang pasti tidak banyak hasil semenjak dua menjak ini. Jika dilihat kepada rakan-rakan lain di sini, ada yang masih cekal menulis namun ada juga yang sudah terkubur tanpa khabar. Mungkin tiada kelapangan masa,mungkin juga masih belum selesa berada di tempat orang ataupun semata-mata hilang kata-kata. Aku sendiri pun tidak pasti, susah benar mengeluarkan apa yang ada di hati. Otak kurang dirasai denyutannya ,pikiran bagaikan beku sepanjang 3 bulan ini . Mungkin perasaan teruja itu masih belum hilang, ataupun rindukan kampung halaman itu masih dibilang-bilang.

Yang pastinya, diri ini masih kurang muhasabahnya. Bagaikan hanyut dalam dunia yang umpama mimpi di dalam mimpi. Hanyut hingga hampir terlupa kematian itu pasti. Kita andaikan ajal itu masih jauh sedangkan ianya hanya menunggu satu saat yang pasti hadir. Kita rasakan diri ini selamat jika berada di tempat yang kita "anggap" selamat. Kita rasakan pasaraya itu tempat selamat namun ada saja yang menemui ajal disana. Kita rasakan maut itu hanya di jalan raya namun ada saja yang dilanggar semasa tidur nyenyak di dalam kamar. Ramai yang masih bergelak tawa sedangkan ianya adalah peringatan bagi kita yang masih mampu untuk menghirup udara percuma, mengangkat tangan dan kaki pinjaman, melihat dengan mata yang akan menjadi saksi di sana kelak.

Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat jika terkena air.” Tanya sahabat, “Ya Rasulullah, apakah pembersihnya?” Sabda beliau, ”Banyak mengingat maut dan membaca Al-Quran.” (Baihaqi).

p/s: rasanya sudah banyak post di pikiranku mengenai kematian. namun tetap ingin di tulis jua untuk mengingatkan diri penaip keyboard ini yang sering bermimpi dalam mimpi. moga diberi ilham olehNya untuk terus berpikir.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...